“Aku Mau Pulang…”: Kisah Pilu MK, Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Penuh Luka di Pasar

Seorang bocah perempuan berusia 7 tahun ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Pasar Kebayoran Lama. Bareskrim Polri terus menyelidiki identitas orang tua korban yang diduga melakukan kekerasan. MK kini dirawat intensif di RS Polri Kramat Jati.

“Aku Mau Pulang…”: Kisah Pilu MK, Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Penuh Luka di Pasar
Direktur PPA dan PPO Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah (Liputan6/Nanda Perdana Putra)

JAKARTA, GEN INDONESIAUPDATES – Hari itu, Rabu (11/6), kawasan Pasar Kebayoran Lama ramai seperti biasa. Namun, di tengah lalu-lalang pembeli, sesosok bocah perempuan kecil duduk mematung di pinggir jalan. Wajahnya lusuh, tubuhnya penuh luka lebam, dan lengan kanannya tergantung lemah.

Namanya MK, usianya baru 7 tahun. Tidak ada yang tahu dari mana ia datang. Tidak ada yang mendampinginya. Ia hanya bilang satu hal pada petugas yang menemuinya: “Aku mau pulang.”

Masalahnya, tak ada yang tahu ke mana ia harus pulang.

Direktorat PPA-PPO Bareskrim Mabes Polri kini tengah berjibaku mencari titik terang asal-usul MK. Ia sempat menyebut nama sebuah desa: “Keraton.” Namun, kebingungan makin bertambah. Di Indonesia, nama itu bisa merujuk ke banyak tempat, termasuk di Surabaya dan Klaten.

“Tim kami sudah melakukan penelusuran, berkoordinasi dengan Dukcapil, menyisir desa-desa yang sesuai dengan keterangan anak. Tapi sampai sekarang, belum ada kecocokan,” ujar Brigjen Pol Nurul Azizah, Direktur PPA-PPO, Minggu (15/6/2025).

MK tidak hanya terluka secara fisik. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan kondisi yang memilukan: patah tulang di lengan kanan, infeksi, luka bakar lama di wajah, gizi buruk, dan anemia berat.

Setelah sempat ditangani di RSUD Kebayoran Lama, MK dirujuk ke RS Polri Kramat Jati dan menjalani operasi ortopedi pada 14 Juni.

“Kondisinya mulai stabil, tapi masih sangat lemah. Kami menempatkannya di ruang PICU dengan pengawasan ketat oleh enam dokter spesialis,” ujar dr. Erwin Zainul Hakim, Wakil Kepala RS Polri.

Lebih dari sekadar tindakan medis, MK kini mendapatkan pendampingan psikologis untuk memulihkan luka batin yang mungkin jauh lebih dalam. Ia tidak banyak bicara, tetapi sesekali menyebut “ibu” dan “rumah.”

“Kami berusaha mendekatinya secara perlahan, dengan komunikasi lembut dan didampingi ahli. Korban masih sangat trauma,” kata Nurul.

Sementara itu, pihak kepolisian terus menyebarkan informasi secara terbatas dan mengajak masyarakat yang mungkin mengenali MK untuk melapor.

Hingga kini, MK masih menjalani pemulihan. Belum ada orang tua yang datang mencarinya. Belum ada keluarga yang mengaku kehilangan.

Di sela perawatan dan terapi, MK hanya sesekali berkata lirih kepada perawat yang menemaninya:
“Aku mau pulang.”

Tapi pertanyaan terbesar masih menggantung di udara: ke mana sebenarnya “pulang” bagi MK?