Anak Tantrum Karena Gak Dikasih Gawai? Hati-hati, Bisa Jadi Udah Kecanduan!
Anak tantrum karena gak dikasih main HP? Hati-hati, bisa jadi tanda kecanduan gawai! Simak tips dari psikolog Pritta Tyas tentang cara ngadepin tantrum, aturan pakai HP buat anak, dan panduan usia yang tepat.

JAKARTA, GEN INDONESIAUPDATES - Siapa nih yang pernah ngalamin anaknya ngambek parah, nangis kejer, bahkan guling-guling cuma gara-gara gak dikasih main HP? Kalau iya, yuk sini merapat. Psikolog klinis dan keluarga, Mbak Pritta Tyas, bilang itu bisa jadi tanda awal kecanduan gawai, lho.
“Kalau anak sampai tantrum karena gak dikasih gawai, bisa jadi dia udah mulai kecanduan,” kata Mbak Pritta di sebuah diskusi di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (4/7/2025).
Tanda-Tanda Anak Udah Mulai Kecanduan Gawai
Gak cuma tantrum, tapi juga:
-
Mulai gak tertarik sama mainan atau aktivitas favorit yang dulu dia suka.
-
Otaknya cuma keisi main gawai aja, kayak gak bisa mikir yang lain.
-
Kurang gerak dan jarang main di luar rumah.
Terus Gimana Kalau Anak Udah Tantrum?
Tenang, jangan langsung panik atau balik marah. Ini dia tips dari Mbak Pritta:
-
Ambil dulu gawai dari tangan anak — pelan tapi tegas ya, gengs.
-
Pastikan anak aman dan gak lagi ngamuk di tempat berbahaya.
-
Temenin dia, biarin aja dia meluapkan emosi. Nangis? Gak apa-apa.
-
Validasi emosinya. Misal, “Kakak kesel ya karena gak bisa main HP?”
-
Kalau udah mulai kalem, bisa ditawarin minum biar makin chill.
Umur Berapa Anak Boleh Main Gawai?
Nah ini penting banget, karena banyak orang tua yang suka kasih gawai terlalu cepat ke anaknya. Padahal, menurut Mbak Pritta:
-
Anak di bawah 3 tahun sebaiknya belum dikenalin sama gawai dulu.
-
Usia 3 tahun boleh kenalan, tapi didampingi orang tua. Maksimal 15 menit per sesi, dan gak lebih dari 1 jam per hari.
-
Baru deh umur 4–5 tahun, anak bisa mulai main gawai sendiri, tapi tetap ada batasan.
-
Usia 8–9 tahun boleh punya gawai sendiri, itupun kalau udah mulai sekolah dan butuh buat ngerjain tugas.
Gawai Boleh, Tapi Tetap Ada Aturannya
Kata Mbak Pritta, penting banget buat punya kesepakatan antara anak dan orang tua soal penggunaan gawai. Misalnya:
-
Gawai gak boleh dibawa ke kamar, cukup di ruang keluarga atau kamar orang tua.
-
Ada batas maksimal waktu pakai per hari.
-
Aktifkan fitur pengawasan orang tua (parental control) di gawainya.
Jadi intinya, bukan berarti anak gak boleh main gawai sama sekali, tapi orang tua harus bijak dan tahu kapan waktu yang tepat buat ngenalin anak ke dunia digital. Yuk, bantu anak tumbuh sehat — gak cuma fisik, tapi juga mental dan emosinya!